Di publish pada 07 May 2025
Strategi Aman Menyimpan NFT dan Token di Era AI Hacking

Aset digital seperti NFT (Non-Fungible Token) dan token kini menjadi primadona di dunia investasi modern. Namun, pesatnya pertumbuhan teknologi juga melahirkan tantangan baru, salah satunya adalah ancaman dari AI-generated hacking. Teknologi Artificial Intelligence (AI) kini bukan hanya alat untuk kemajuan, tetapi juga senjata bagi para peretas canggih. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam dan terperinci bagaimana cara menyimpan aset digital dengan aman agar tidak menjadi korban serangan siber berbasis AI.
Apa Itu Aset Digital?
Aset digital mengacu pada segala sesuatu yang berwujud secara digital dan memiliki nilai. Dalam konteks blockchain, aset digital biasanya merujuk pada:
- NFT (Non-Fungible Token): Token unik yang membuktikan kepemilikan atas barang digital seperti seni, musik, video, dan bahkan item dalam game.
- Token Crypto: Aset berbasis blockchain yang dapat berfungsi sebagai alat tukar, investasi, atau akses ke layanan tertentu di dalam ekosistem blockchain.
Perbedaan Utama NFT vs Token Crypto:
Kriteria | NFT | Token |
---|---|---|
Unik | Ya | Tidak selalu |
Dapat dipertukarkan | Tidak | Ya |
Contoh | Bored Ape, CryptoPunks | ETH, USDT, BNB |
Ancaman Keamanan di Era AI-Generated Hacking
AI-generated hacking adalah penggunaan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi, mengeksploitasi, dan menembus sistem keamanan. Berikut ini beberapa cara AI digunakan untuk menyerang aset digital:
- Pembuatan phishing site otomatis: AI bisa membuat situs tiruan dalam hitungan menit.
- Penipuan sosial (social engineering): AI bisa berpura-pura menjadi pihak resmi melalui email, chat, atau bahkan suara.
- Exploit bug di smart contract: AI memindai ribuan kode untuk menemukan celah.
Data Pendukung:
Menurut laporan Chainalysis Crypto Crime Report 2024, kerugian akibat serangan crypto berbasis AI meningkat 38% dibandingkan tahun 2023.
Contoh Nyata:
Pada tahun 2023, AI digunakan untuk merekayasa suara CEO sebuah perusahaan blockchain, sehingga berhasil mencuri lebih dari $6 juta aset digital.
Kesalahan Umum Pemilik Aset Digital
Masih banyak pemilik NFT dan token yang melakukan kesalahan berikut:
- Menyimpan Aset di Exchange
Banyak orang meninggalkan NFT atau token mereka di platform exchange. Padahal, “not your keys, not your coins.”
- Mengabaikan Two-Factor Authentication (2FA)
Tidak mengaktifkan 2FA membuat akun rentan diretas.
- Menggunakan Wallet Tidak Resmi
Aplikasi wallet palsu makin marak. Mengunduh dari sumber tidak terpercaya bisa berujung pada pencurian aset.
Strategi Menyimpan Aset Digital yang Aman
1. Gunakan Hardware Wallet
Hardware wallet seperti Ledger dan Trezor adalah perangkat fisik yang menyimpan private key Anda secara offline.
Keunggulan:
-Tidak terhubung langsung ke internet Sulit diretas meski komputer Anda sudah terinfeksi malware
Langkah Awal:
- Beli hardware wallet langsung dari situs resmi.
- Setup wallet dengan seed phrase yang aman.
“A hardware wallet remains the gold standard for securing crypto assets.” – Ledger.com Official Blog
2. Manfaatkan Multi-Signature Wallet
Multi-signature wallet membutuhkan lebih dari satu kunci untuk mengotorisasi transaksi.
Keuntungannya:
- Meningkatkan keamanan
- Mengurangi risiko pencurian jika satu kunci bocor
Contoh Platform:
Gnosis Safe (untuk NFT dan token)
3. Lindungi Private Key dan Seed Phrase
Private key dan seed phrase adalah kunci utama untuk mengakses aset Anda.
Tips Penyimpanan:
- Jangan simpan di cloud (Google Drive, iCloud).
- Simpan secara offline di beberapa lokasi berbeda.
- Gunakan metal backup (plat logam tahan api) untuk menyimpan seed phrase.
4. Gunakan Cold Storage
Cold storage adalah metode menyimpan crypto secara offline, tanpa koneksi ke internet.
Jenis Cold Storage:
- Hardware wallet
- Paper wallet
- Air-gapped computer (komputer yang tidak pernah terhubung ke internet)
“Cold storage remains the most secure method for long-term crypto holding.” – World Economic Forum Report 2024
5. Terapkan Keamanan Tambahan (2FA dan Biometrik)
Two-Factor Authentication (2FA) dan biometric security seperti sidik jari atau Face ID menambah lapisan keamanan.
Langkah Implementasi:
- Gunakan aplikasi autentikator seperti Google Authenticator atau Authy.
- Hindari 2FA berbasis SMS karena rentan SIM swapping.
Memahami Social Engineering di Era AI
Social engineering adalah teknik manipulasi psikologis untuk mendapatkan akses atau informasi.
Contoh Taktik Baru Berbasis AI:
- Email phishing yang sangat meyakinkan
- Deepfake video untuk memalsukan identitas
- Bot chatting AI untuk menipu korban
Cara Melindungi Diri:
- Jangan klik link mencurigakan
- Verifikasi semua komunikasi penting
- Gunakan layanan verifikasi ganda
Update Software Secara Berkala
Mengupdate software wallet dan sistem operasi adalah langkah vital. Versi lama sering memiliki celah keamanan yang sudah diketahui peretas.
Peran Smart Contract Audit
Audit smart contract dilakukan untuk mengidentifikasi bug dan celah keamanan sebelum dikerjakan.
Platform Audit Terpercaya:
- CertiK
- Trail of Bits
- Quantstamp
Manfaat:
- Mengurangi risiko exploit
- Meningkatkan kepercayaan terhadap project NFT/token Anda
Studi Kasus Kehilangan Aset Digital
Kasus Ronin Bridge Hack 2022 (Axie Infinity):
- Kerugian: sekitar $625 juta
- Penyebab: Private key validator berhasil dicuri melalui phishing.
- Pelajaran: Infrastruktur keamanan harus kuat, bukan hanya teknologi blockchain-nya.
Tips Tambahan untuk Menjaga NFT Koleksi Bernilai Tinggi
- Asuransi Aset Digital: Beberapa perusahaan kini menawarkan asuransi untuk NFT dan token.
- Backup Offline: Simpan backup di brankas fisik.
- Hindari Marketplace Palsu: Pastikan selalu bertransaksi di marketplace resmi seperti OpenSea atau Blur.
Masa Depan Keamanan Aset Digital
Prediksi Tren:
- AI hacking makin canggih
- Autentikasi berbasis biometrik makin banyak diterapkan
- Wallet berbasis multi-layer protection akan menjadi standar
Teknologi Baru:
- AI-driven threat detection systems
- Decentralized insurance pools untuk perlindungan NFT
Kesimpulan
Melindungi aset digital seperti NFT dan token memerlukan strategi menyeluruh, terutama di era AI-generated hacking. Dengan menerapkan hardware wallet, cold storage, proteksi private key, hingga edukasi tentang social engineering, kita bisa memperkecil risiko kehilangan aset. Selalu ingat: keamanan digital adalah investasi utama dalam dunia blockchain.
Referensi
- Chainalysis Crypto Crime Report 2024
- World Economic Forum, “Risks of AI Cybercrime”, 2024
- Ledger.com: Security Guides
- Elliptic: Ronin Bridge Hack Analysis
- CertiK Security Leaderboard
Video Rekomendasi
Video 1
- Durasi: 9 menit
- Bahasa: Indonesia
- Deskripsi: Video ini menjelaskan cara menyimpan karya NFT Anda menggunakan BitTorrent File System (BTFS), sebuah solusi penyimpanan terdesentralisasi yang dapat meningkatkan keamanan aset digital Anda.
Video 2
- Durasi: 8 menit
- Bahasa: Inggris
- Deskripsi: Video ini membahas metode paling aman untuk melindungi NFT Anda, termasuk penggunaan dompet perangkat keras seperti Ledger dan pentingnya menjaga frase pemulihan (seed phrase) dengan aman.
Video 3
- Durasi: 6 menit
- Bahasa: Inggris
- Deskripsi: Video ini memberikan tips dan trik untuk menyimpan koleksi seni digital Anda dengan aman, termasuk penggunaan dompet yang tepat dan praktik terbaik dalam menjaga keamanan NFT.
Video 4
- Durasi: 5 menit
- Bahasa: Inggris
- Deskripsi: Video ini menjelaskan cara mengamankan NFT Anda menggunakan InterPlanetary File System (IPFS), sebuah sistem penyimpanan terdesentralisasi yang dapat membantu melindungi aset digital dari serangan siber.